Memaknai Buku (Kemi : Cinta Kebebasan yang Tersesat)

📖📖📖📖📖📖📖📖
Judul : Kemi
Penulis : Adian Husaini
Penerbit : Gema Insani Press
Jumlah Halaman : 316 hlm
Genre : Novel
ISBN : 978-979-077-220-5

Kemi adalah seorang santri dan juga guru dari pesantern minhajul abidin. Ia adalah anak yang cerdas dan memiliki keceedasan intrapersonal yang sangat baik. Di pesantren Ia bersahabat (satu asrama juga) dengan Rahmat. Rahmat juga cerdas, tapi tidak lebih cerdas dari Kemi. Pesantren minhajul abidin dipimpin oleh seorang kiyai yang sangat arif, kiyai Rois namanya.


.
Masalah dimulai ketika secara tiba² Kemi memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke jakarata. Keputusannya ini terkesan buru-buru. Dengan menyimpan curiga akhirnya kiyai Rois mengizinkannya untuk melanjutkan kuliah ke Jakarta. Setelahnya, diskusi mengenai Kemi pun terjadi antara Rahmat dan Kiyai Rois.
.
Sebagai sahabat, Kemi dan Rahmat tetap menjalin komunikasi. Saat itu, mereka berkomunikasi dengan email. Awalnya kemi menutupi identitas barunya, tapi dengan kepiawaian Rahmat, akhirnya Kemi sedikit demi sedikit mau membuka jati dirinya, Kemi mengakui bahwa ia kini masuk ke sebuah gerakan 'liberal-plural-sekuler'. Wadidawww! Semua informasi mengenai Kemi di sampaikan oleh Rahmat kepada Kiyai Rois. Karena bagaimana pun Kiyai Rois punya tanggung jawab moral atas tindakan Kemi, secara Kemi adalah mantan santri dan juga guru di pesantrennya. Kiyai Rois dan Rahmat menginginkan Kemi segera sadar, dan kembali kejalan yang benar.
.
Alur cerita dari Kemi ini sangat sederhana, tak ada teka-teki apalagi dugaan plot twist. Karena memang sejak awal, Adian Hisaini sudah memberi tahu inti masalah dan siapa biang keroknya. Tapi yang menarik dari novel ini adalah dialog antar tokohnya. Hampir di semua pembicaraan penulis menyisipkan pesan-pesan yang berbobot, dan yang paling penting paham 'sipilis' dikuliti disini. Kita juga diajak berfikir dengan logika-logika tandingan yang biasanya digunakan orientalis untuk memenangkan debat para lawanya. Membaca Kemi, jadi seperti membaca buku aqidah dengan kemasan novel yang ringan dan mudah dicerna.
.
Apa yang terjadi di dalam novel sangat bertalian dengan kehidupan kita saat ini, dimana globalisasi dan sirkulasi informasi semakin hari menjadi semakin kencang. Jika tidak dibekali dengan dasar yang kuat kita akan mudah terbawa arus. Apa yang kita lihat dan dengar dapat dengan mudah mengubah cara pandang kita.
.
Pandangan mereka terhadap kesetaraan agama sangat tak jelas warnanya. Kutipan yang menarik dari novel ini :
"melihat agama-agama pada posisi yang netral adalah sebuah ideologi juga, yakni ideologi netral agama. Itu namanya posisi teoolgi abu-abu. Logika netral agama akan merukunkan agama-agama dan mendamaikan dunia sebenarnya itu juga mimpi. Sebab, posisi teologi abu-abu itu menambah daftar konflik baru karena memunculkan agama baru"
Tak ada agama yang benar dimata orientalis selain agama plural-liberal. Menolak ekslusif dengan cara yang ekslusif. Aneh bukan?

Komentar

Postingan Populer