ayahk(U)

Bertahun hidup bersama ayahku, aku selalu menyisihkan waktu untuk mencatat hal-hal yang kusukai dan tidak kusukai darinya. Tapi setiap catatanku kubaca lagi dan lagi, deret ketidak sukaanku selalu lebih unggul dari deret kesukaanku padanya. Ketidak sukaanku sudah menang dari awal sejak aku mencatatnya. Aku tidak benci ayahku, aku hanya tidak menyukainya. Berjanjilah kamu tidak akan memberitahukan ini pada ayahku. Aku takut ini akan menyakitinya. Aku cukup berterimakasih kepadanya yang tetap merawatku hingga saat ini, walaupun ia suka bermain klenik, dan tak cukup berwibawa.

Kupikir Tuhan juga cukup adil kepadaku. Selama ini ada baiknya juga Dia menyisipkan rasa iri di hatiku,  mungkin Dia mau kelak aku tak menikahi lekaki seperti ayahku itu. Akupun menyadari Tuhan tak pernah benar-benar meninggalkan aku senidirian –dalam arti yang sebenarnya.  Aku mengenal semua keluarga inti ayah dan ibuku. Mereka –yang lebih sering keluarga ibu- sering menanyai kabarku dan tentang keseharianku. Keluarga ayahku sepertinya tak begitu menyukai ayahku, tapi bagaimanapun satu dua dari mereka sesekali menghubungi kami dan sedikit banyak aku mengetahui cerita-cerita mereka. Tapi ada satu yang tak pernah aku dengar ceritanya. Seumur-umur aku tak pernah melihatnya sekalipun diacara kumpul-kumpul keluarga, padahal kabarnya ia belum mati, pamanku. Dia kakak pertama ayahku. Yang kudengar ia tak akur dengan adik lelaki satu-satunya itu. Dan karena itu juga akhirnya dia memilih pergi meninggalkan keluargannya, anehh. Mungkin juga ini yang membuat keluarga ayahku seperti tak begitu menyukai ayahku. Ahh apa peduliku? Selama ayahku tak pernah membahasnya, maka haram bagiku juga untuk mengetahuinya.

Ayahku, aku tak akan meninggalkanmu dan kamu tidak akan sendirian. Lakukan apaun yang membuatmu bahagia.  Maafkan aku jika aku tak menyukaimu. Tapi ayah, aku menyayangimu.



Intro-End

Komentar

Postingan Populer