Merusak untuk Memperbaiki

Tulisan ini saya buat bulan oktober 2020

Fenomena : Sejumlah pendemo merusak fasilitas umum akibat dari tidak responsifnya pemerintah terhadap pendemo. 


Gimana sudut pandangku?

Gini. Apakah dengan merusak fasum ada jaminan pemerintah mendengar aspirasi kita?Apakah dengan merusak fasum ada jaminan pemerintah akan menentukan kebijakan dengan adil dan beradab? Rasanya nggak ya? Artinya membuat geger dengan merusak fasum adalah hanya salah satu cara untuk membuat gaduh dengan harapan dapat mencegah kemudharatan yang lebih besar. Tapi bagi saya kurang tepat jika kita mencegah kemunkaran dengan hal yang munkar juga, apalagi belum ada jaminan kemungkaran didepannya akan terjegal. Tujuan dari aksi ini semata-mata kan ingin aspirasi kita didengar dan di tinjau, sehingga bisa memutuskan peraturan sebagaimana yang rakyat harapkan. Tapi lagi-lagi perihal mengubah keputusan nasional ini adanya di hati para pemimpin. 

Dalam islam juga ada yang namanya etika perang salah satunya tidak merusak bangunan bahkan pohon. Saya pikir, silakan kalian demo, suarakan aspirasi kalian, lakukan hal-hal yang menarik perhatian tapi tidak merusak, buat mereka malu terhadap dirinya dengan keluhuran adab kita, dan tetap berdoa sepenuh hati, karena siapa lagi yang bisa membolak balikan hati manusia kalau bukan Allah?

Git kok jadi standar ganda? Kalo emang mau ngambil sudut pandang islam ya nggak usah demo aja sekalian, Iya saya memang nggak demo. Tapi yang memilih berdemo, lantas jangan melunturkan islamnya dengan merasa boleh melakukan kerusakan. Ini menurut saya.

Nah, ngomong-ngomong demonstran. Ini sebenernya mengonfirmasi kita bahwa negara kita mengalami krisis kepemimpinan. Telah terjadi kerusakan rasa dan pikir dalam jantung dan kepala para pemimpin, sehingga melahirkan produk yang sama sekali tidak dibutuhkan bahkan cenderung merugikan rakyatnya. Maka penting bagi orang-orang yang memiliki kesadaran mempersiapkan posisi² pimpinan itu agar diisi oleh orang yang rasa dan pikirnya tidak rusak. Siapa mereka? Mereka adalah orang yang semua kegiatannya diniatkan untuk beribadah. Oleh sebab itu, panggilan menjadi pemimpin harus disambut baik oleh umat islam. Kita meyakini umat islam umat terbaik. Islam bukan cuma agama tapi juga pandangan hidup. Dan yang terpenting adalah, islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin. Maka, menjadi kewajiban kita untuk mempersiapkan dan menjadikan orang-orang terbaik kita pengisi ruang-ruang pembentuk kebijakan. Agar banyaknya umat tidak hanya menjadi buih dan rahmatan lil alamin yang melekat dalam islam bisa terejawantah melalui banyaknya umat islam ini. 

Komentar

Postingan Populer