Memaknai Buku (Jika Kucing Lenyap dari Dunia)
Banyak dari pembaca buku ini mengambil poin "untuk mendapatkan sesuatu maka harus melenyapkan sesuatu" sebagai bahasannya. Tapi saya akan mengambil sudut pandang yang lain, yaitu "bagaimana jika kucing lenyap dari dunia?"
Bagaimana jika kucing lenyap dari dunia?
Pertanyaan ini berakar dari masalah tokoh aku yang sedang bimbang apakah ia mau menukarkan keberadaan kucing dengan satu hari nyawanya (Aku divonis hidupnya tinggal beberapa hari lagi oleh dokter) setelah sebelumnya ia berhasil menukarkan jam, hp, dan film untuk masing² satu hari nyawanya. Tokoh Aku merasa sangat buntu. Kenangan bersama Kubis(nama kucing tokoh Aku) dan orang-orang yang pernah berdampingan dengannya -Ibu dan ayah- semakin membuatnya tak tega untuk melenyapkan kucing dari dunia.
Kubis digambarkan sebagai kucing gembul yang tinggal bersama tokoh Aku. Awalnya kubis merupakan kucing peliharaan Ibu. Karena ibu meninggal maka kubis dirawat oleh aku. Melihat tingkah kubis mengingatkannya dengan wajah ibu sewaktu mengasuh kubis. Ia juga mengingat ayahnya yang dulu mengijinkan ibu mengasuh kubis hanya untuk menyenangkan ibu. Tapi sayang, saat datang keajaiban kubis bisa berbicara dengan Aku, kubis mengaku ia tidak mengingat ibu. Itu menyakiti perasaan Aku. Bodohnya Aku justru banyak membahas detail momen kebersamaan kubis dengan ibu dan itu semakin mengingatkannya dengan banyak kenangan dimasa lalu.
Aku menginsyafi bahwa banyak hal penting yang sebelumnya justru kita anggap tidak penting. Juga banyak hal yang kita anggap penting tapi sebenarnya ya tidak begitu penting. Bagaimanapun sekarang Aku harus memutuskan. Mungkin pertanyaan-pertanyaan ini yang berputar di kepala tokoh Aku
Apa iya Aku harus melenyapkan benda² untuk menyambung usia, yang pada ujungnya pun akan habis juga?
Apa iya jika aku menukar benda² dengan nyawaku itu lebih baik dari hilangnya nyawaku?
Apa benda² itu sepadan dengan nyawa seorang Aku?
Apa iya jika justru aku yang lenyap dari dunia, dunia akan tidak baik-baik saja?
Menimbang manfaat dan kenangan dari tiap benda, membuat transaksi lenyap-melenyapkan benda dari muka bumi menjadi tak mudah. Setelah hp, jam, dan film lenyap segera tokoh Aku menyadari bahwa tak ada yang aneh dari kehidupan dunia, semua bergerak sebagaimana mestinya. Tidak ada yang kekacauan. Aman. Sehingga pertanyaan bagaimana jika kucing lenyap dari dunia pun bisa kita tujukan untuk diri kita. Bagaimana jika kita lenyap dari dunia? Jawabannya tentu tidak apa-apa. Dunia akan baik-baik saja, normal sebagaimana mestinya.
Ini menjadi refleksi juga bagi kita, ternyata ketika kita tiada semuanya akan baik-baik saja. Menukar nyawa tak lantas membuat hidup semakin bermakna. Untukmu yang menyadari usiamu sudah hampir diujungnya, aku harap kamu sudah berdamai dengan malaikat maut. Untukmu yang masih juga takut mati, hal bermakna apa yang sudah kamu buat hari ini?
Hah! Bertransaksi dengan iblis memang seperti terjerumus kedalam jurang tak bertepi, tak akan pula kita menjadi untung.
Komentar
Posting Komentar