Jalan Resah


Waktu matahari hampir menghilang dari pandangan,
Kita bertemu di persimpangan.
Saling pandang,
Saling mengenali ada resah yang menunggang.

Kemudian dibawah lampu yang semakin meremang,
Rintik tirta menghujam menendang,
Pada rongga yang penuh luka radang.
Perang.

Dibawah lampu yang masih meremang,
Pukul delapan belas lewat sembilan,
Bau aspal basah mengambil peran,
Dalam mengatur seepisode ingatan.

Resah ini menjadi nyata saat matamu tak sengaja ku pandang.
Matamu bilang aku punya resah juga.
Ia memaksaku teruskan pandang.
Kemudian mereka saling tatap dan bercerita.

Tanpa suara, selain rintihan hujan.
Tanpa gerak, selain larian angin.
Resah kita bersapa,
Sampai akhirnya berpisah karena lampu sudah berubah warnanya.

Komentar

Postingan Populer